Aksi Mahasiswa Beserta Alumni SMAN4 Kota Serang Desak Kasus Dugaan Pelecehan dan Pungli
Table of Contents
Kota Serang – Kilasbantennews.com Mahasiswa dan Alumni SMAN 4 Kota Serang menggelar unjuk rasa di depan Sekolah pada pukul 09.18 WIB. Mereka dari puluhan massa aksi mendesak agar kasus dugaan pelecehan seksual oleh guru segera dituntaskan, di samping itu mahasiswa beserta alumni juga telah menyoroti adanya dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh pihak sekolah.
Dalam aksinya, massa tak hanya berorasi, tetapi juga menyebarkan selebaran berisi tangkapan layar percakapan WhatsApp seorang guru berinisial SJ dengan salah seorang siswi SMAN 4 Kota Serang. Percakapan tersebut mengindikasikan ajakan menginap di hotel dari sang guru kepada siswi.
Koordinator aksi dari BEM Banten Bersatu, Bagas Yulianto, menjelaskan bahwa aksi ini merupakan desakan kepada pihak sekolah untuk menindak terduga pelaku pelecehan seksual.
“Per hari ini kami sudah mediasi lalu investigasi kepada teman-teman siswa dan siswi yang jadi korban, bahwa ada dua sampai tiga korban dan ada dua sampai tiga pelaku. Kejadiannya memang tidak terjadi tahun ini tapi setahun dan dua tahun lalu tapi baru ramai karena korban berani bersuara,” ungkap Bagas, kepada wartawan.
Senin (21-7-2025)
Selain dugaan pelecehan seksual, Bagas juga menyoroti dugaan pungli yang dikenal dengan sebutan “One Day One Thousand (ODOT)”. Dalam program ini, siswa diwajibkan membayar iuran seribu rupiah setiap hari.
“Ini patut dipertanyakan, dari anggaran yang dikeluarkan daripada siswa itu kan patungan tapi tidak dinikmati oleh siswa,” ujarnya.
Plt Kepala SMAN 4 Kota Serang, Nurdiana Salam, yang baru menjabat pada Februari 2025, mendatangi massa aksi. Ia menegaskan bahwa insiden pelecehan seksual yang dituduhkan tidak terjadi di masa kepemimpinannya. Meskipun demikian durinya memastikan bahwa terduga pelaku telah dinonaktifkan dan sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian Daerah, serta Kepolisian.
“Yang sudah dipastikan sejak awal oleh bapak, bahwa oknum tersebut sudah dinonaktifkan, menunggu proses selanjutnya dari Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian Daerah serta Kepolisian,” jelas Nurdiana.
Terkait dugaan pungli, Nurdiana juga memastikan bahwa program ODOT telah dihentikan. Ia menjanjikan pihak sekolah akan segera mengevaluasi tuntutan para siswa. “Jadi sudah tidak ada lagi modul LKS dan sebagainya, ODOT juga sudah bapak hentikan. Ini merupakan bentuk kami mendengar aspirasi teman-teman,” imbuhnya.
Meskipun telah mendengarkan penjelasan dari Nurdiana, massa aksi belum membubarkan diri. Mereka menuntut agar beberapa terduga pelaku pelecehan seksual dapat menemui massa. Selain itu, tuntutan lain yang disuarakan adalah penyerahan ijazah siswa yang ditahan. Menanggapi hal ini, Nurdiana menegaskan.
“Ijazah bapak camkan, bagi siapa pun yang ijazahnya ditahan silakan diambil hari ini tanpa ada embel apa-apa,” tutupnya. (Tim-Red)